Yogyakarta tahun 1990. Kesaksian samar-samar ini bermula dalam sebuah
ruangan bersekat triplek ukuran kecil yang dilabur dengan apu. Ruangan
ini dipergunakan untuk sholat para mahasiswa di belakang kampus. Saat
itu saya hadir saat untuk menjalani masa Opspek, atau masa perkenalan
sebagai mahasiswa baru di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada.
Di
ruangan tersebut, kami dikumpulkan untuk mendengarkan ceramah dari
PROF. DR Damardjati Supadjar. Pak Damar– begitu kami para mahasiswa
menyebut—menyampaikan tema tentang pentingnya menuntut ilmu. “Pencari
ilmu itu seperti detektif yang menyelidiki sebuah fakta, gejala,
peristiwa lalu menyampaikan hipotesa, menguji dan akhirnya menemukan
hubungan antar fakta sehingga kemudian mengambil kesimpulan,” Ini adalah
salah satu bahasan dari sekian gagasan yang disampaikan oleh Pak Damar
saat itu.
Pak Damar menyampaikan dengan bahasa yang kami semua
mungkin hanya bisa meraba-raba maknanya sepotong sepotong. Tidak
seluruhnya bisa kami pahami karena keterbatasan pengetahuan kami. Namun
sebagai pengantar untuk belajar tentang ilmu kebijaksanaan, uraian Pak
Damar saat itu cukup inspiratif dan mampu menggugah semangat kami untuk
bertempur memasuki rimba belantara filsafat yang rimbun dan berseluk
beluk.
Perawakannya cenderung jangkung, tidak tegap, tidak gagah.
Matanya cenderung sipit, sorotnya lembut. Menandakan dia bukan sosok
yang perlu ditakuti, dipuja dan mengagung-agungkan KEAKUAN-nya. Bila
berjalan cerderung menunduk dan tidak segan-segan mengangguk bila
kebetulan berpapasan dengan orang lain. Gaya bicaranya lucu, kocak,
cerdas, suka berkelakar, inspiratif dan jauh dari kesan angkuh.
Sosok
yang santun ini kemudian dikenal publik sebagai penasehat spiritual
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, penceramah di berbagai forum,
budayawan, narasumber diskusi majlis taklim keagamaan, guru besar UGM,
penulis dan nara sumber di radio maupun koran. Wali kesepuluh di
Jawa—kata Budayawan Emha Ainun Nadjib.
Pak Damar tinggal di Dusun
Randujayan, Pakem, Sleman dekat lereng gunung Merapi, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Rumahnya mungil dan sangat-sangat biasa. Pemandangannya
indah dan hijau. Di sebelah rumahnya, berdiri semacam rumah gebyok
sederhana berdinding bambu. Ini adalah tempat para mahasiswa berjualan
Tahu Telupat, Magelang.
Konon, Pak Damar sengaja mendirikan usaha
ini agar para mahasiswa bisa mencari uang untuk menghidupi kuliahnya
tanpa tergantung oleh orang tua. Untuk mobilitasnya sehari-hari, setelah
Pak Damar memiliki kecukupan rezeki, dia memakai mobil kesukaannya:
FIAT BALITA. “Bawah lima juta” katanya berseloroh.
Dulu sebelum
dia pindah ke Randujayan, dia menempati sebuah rumah lawas di Jalan
Kaliurang, sekitar dua kilometer dari kampus. Ruang tamunya sederhana,
ada satu-dua buku Jawa lawas yang menumpuk tidak beraturan. Di sebelah
kursi tamu yang tampak kusam, sebuah sepeda motor vespa biru yang renta
dimakan usia. Di pekarangan depan rumah yang sana-sini temboknya sudah
mengelupas ini, tampak seonggok pasir dan anak Pak Damar yang
bermain-main menghabiskan waktu di sini. Isteri Pak Damar menyambut kami
dengan hangat. Menyuguhkan teh dan makanan kecil. Perempuan ini tampak
biasa sekali. Tidak seperti para perempuan glamour yang berlimpah harta.
Sebuah keluarga yang sangat bersahaja dan biasa-biasa saja.
Damardjati
Kecil lahir di lereng utara Gunung Merbabu, tepatnya di desa paling
utara Kabupaten Magelang sekitar tahun 1941. Di wilayah itu ada beberapa
desa yang namanya ada kata “Sari”, yaitu banjar Sari, Losari dan
Nawangsari. Di Desa Nawangsari inilah Pak Damar sering menyertai sang
ayah untuk nyekar ke makam seseorang yang dipercayai sebagai prajurit
Diponegoro dari kesatuan Wirapati. Makam itu berada di sebuah perbukitan
kecil…. “Saya bisa melihat hal-hal yang jauh, menerawang me masa-masa
yang silam di sela-sela kisah kepahlawanan yang telah lalu. Untuk
menjangkah ke depan sesuai dengan apa yang dijangka oleh orang-orang
tua,” tulis Pak Damar dalam bukunya NAWANGSARI.
Sebelum menjadi
dosen, Pak Damar adalah seorang sopir colt yang narik penumpang dari
sleman ke kampus pulang balik. Mungkin masa-masa yang cukup sulit ini
dilaluinya sambil nyambi kuliah di Fakultas Filsafat. Ya, Pak Damar
adalah mahasiswa pertama di fakultas yang terletak di sisi paling timur
Kampus Bulaksumur tersebut. Entah bagaimana awalnya, Pak Damar kemudian
menjadi dosen.
Di Fakultas Filsafat, Pak Damar adalah salah satu
dosen Jurusan Filsafat Timur. Selain dosen, dia juga pernah menjadi
Ketua Jurusan, hingga berlanjut sampai mendapatkan gelar guru besar
(Profesor). Spesialisasinya mengajar mata kuliah Filsafat Ketuhanan.
Nah, karena mengajar Filsafat Ketuhanan, maka pada kesempatan kali ini
kami ingin memaparkan sekelumit pandangan beliau yang pernah kami dengar
saat mengikuti mata kuliah yang cukup berat tersebut.
Kebetulan
saya (Juga sahabat Sabda Langit dll) adalah salah satu dari beberapa
mahasiswa yang dosen pembimbingnya adalah Pak Damar. Di fakultas kami,
dosen pembimbing juga berperan juga sebagai orang tua yang membimbing
laku spiritual kami. Mungkin agar kami tidak salah arah, kesasar dan
akhirnya menjadi kurang waras alias gila. Dan meskipun akhirnya saya
mengambil jurusan Filsafat Barat dengan fokus pada Filsafat Idealisme,
namun sampai akhir studi kekaguman saya pada sosok inspiratif ini tidak
pudar.
Nawangsari
Menurut Pak Damar, tujuan belajar
filsafat adalah untuk NAWANGSARI. Yang artinya menjaring dan menyaring
segala pandangan sampai kepada sari-sari esensi, yaitu hal-hal yang
hakiki, yang sedalam-dalamnya, selanjut-lanjutnya. Proses manusia untuk
menemukan esensi tersebut tentu terus berproses hingga akhir hayat.
Penghayatan itu hendaknya sampai kepada hal-hal yang mencakup dimensi
spasial (lahir-batin) dan temporal (awal-akhir).
Sebab, lanjut
Pak Damar, badanku di dunia namun ruhku di tangan-Nya. Seperti sabda
Nabi: Perkataanku itu syariat, perbuatanku itu tarekat, hatiku itu
hakekat. Kelanjutannya adalah: RUH-ku itu makrifat. Mengapa Muhammad SAW
itu nabi besar? Karena Muhammad itu bukan hanya nama diri, akan tetapi
juga kualitas pribadi, yakni yang terpuji karena selalu memuji Allah.
Sari sari segala sesuatu itu ialah puja dan puji untuk Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Enaknya makanan itu lahiriah. Batiniah atau sarinya
ialah La haula wa la quwwata ila bil-Lah.
Ilmu Ketuhanan
Manusia,
menurut Pak Damar, karena welttoffen (keterbukaan umwelt—dunia) selalu
ingin mengetahui atau mempelajari segala persoalan, menjawabnya satu
persatu, mengoreksi kesalahan-kesalahan, menanyakan kembali jawaban yang
semula seolah-olah sudah final tentang Tuhan, manusia dan lainnya.
Sehingga lahirlah theologia (ilmu ketuhanan dalam rangka agama),
theodicea (ilmu ketuhanan dalam rangka filsafat), serta theosofi
(sebagai organisasi spiritual).
“Nama theofani yaitu
pengejawantahan ilahi/tajalli secara langsung ternyata berlaku secara
khusus bagi para nabi dan rasul-Nya. Semuanya secar sinkronik diakronik
mewartakan risalah tauhid: La ilaha ilal-Lah” Secara tidak langsung,
kata Pak Damar, kita juga menangkap pewartaan ilahi itu pada tata tertib
alam, hukum-hukum alam, sebagai ayat-ayat-NYA yang obyektif menjadi
percikan dari rahasia takdir-Nya dan ilmu pasti di sisi-Nya.
Oleh
sebab itu, untuk mengenal Tuhan paling pas adalah menggunakan
pendekatan relijius islami, Qurani, juga filsafati sehingga terkandung
kemungkinan untuk tidak berhenti pada tingkat verbalis/kognitif,
melainkan berlanjut kepada tingkatan psikomotor sebagai sebuah
konspirasi total. La ilaha ilal-Lah Kalimat pernyataan LA ILAHA ILAL-LAH
adalah tesis akbar, terbesar sepanjang masa, menyeru sekalian alam,
rumus abadi, proklamasi kemerdekaan.
Menurut Pak Damar, kalimat
ini bobot kualitatifnya melebihi seluruh petala langit dan bumi. Rumusan
LA ILAHA ILAL-LAH ini dapat dibedakan menjadi dua. Sebagian yang
menegasikan/menidakkan (nafi LA ILAHA) dan sebagian lagi
mengafirmasikan/mengiyakan (isbat: ILA-LAH). Arti populernya: TIDAK ADA
TUHAN SELAIN ALLAH. Tidak ada segala yang ada ini yang pantas disembah
selain ALLAH.
Secara singkat, kita hanya akan membatasi diri pada
tiga sistem, yaitu SISTEM KEBERADAAN (BEING/ORDO ESSENDI), SISTEM
NILAI/ KUALITAS (HAVING/ ORDO COGNOSCENDI), dan SISTEM KERJA
(BEHAVING/ORDO FIENDI), yang kesemuanya itu dicakup oleh NIAT KETAKWAAN
(ORDO AGENDI). Artinya, sesungguhnya YANG BEKERJA, YANG HIDUP, YANG ADA
itu semata-mata karena ALLAHU AKBAR. Allah bersumpah untuk itu dalam
kita suci bahwa: KEBERADAAN, NILAI, KEHIDUPAN DI LUAR itu adalah
MAIN-MAIN/PERMAINAN yang akan tampak sebagai fatamorgana. “Harus bisa
membedakan dengan jelas antara kesungguhan Allah dengan ciptaan-Nya,
dengan kehidupan manusia yang bermain-main,” ujar Pak Damar.
Maka
langkah yang perlu kita lakukan adalah penyucian diri dari segala
praduga, anggapan yang keliru, paham yang salah yang merupakan kesalahan
besar di pelupuk mata—fallacy of misplaced concreteness—mengutip A.N.
WHITEHEAD, bapak filsafat proses.
Menurut Pak Damar, pendekatan
matematis merupakan latihan yang baik untuk mengoreksi kesalahan
tersebut, dengan menjawab pertanyaan misalnya: “Titik itu ada, apa
tidak?” “Titik sesungguhnya tidak ada, kecuali dalam rangka garis.
Artinya adanya titik itu bergantung pada adanya garis. Pada garis dapat
ditampung titik yang jumlahnya tidak terhingga, dan seterusnya” Hubungan
antara titik dan garis, pararel dengan hubungan antara garis terhadap
bidang, bidang terhadap ruang, jadi hubungan antar dimensional. Kita
akan mendapat petunjuk bahwa SEMESTA TIGA DIMENSI ini adanya bergantung
pada REALITAS BERDIMENSI EMPAT, demikian seterusnya…..
Hubungan
antara dunia dan akhirat, hubungan antara lahir dan batin, semestinya
dipandang sebagai hubungan partialitas terhadap totalitasnya secara
antar dimensional/transendental. Sebaliknya, yang superlatif mematerikan
pesan imperatif kepada realitas di bawahnya, sebagai sesuatu yang
imanen.
Nah, bagamiana kedudukan manusia? “Sungguh luar biasa,
kata Pak Damar, karena MAN IS THE MEETING POINT OF VARIOUS STAGES OF
REALITY. Manusia adalah titik temu dari beragam tingkat realitas. Ya,
realitas itu bertingkat, kesadaran itu bertingkat, abstraksi juga
bertingkat,”
Sebagai penutup, Pak Damar, mengakui
ketidakmampuannya untuk menyimpulkan apa itu LA ILAHA ILAL-LAH. Sebab,
“KALIMAT INI ADALAH KESIMPULAN DARI KESIMPULAN. Sesuatu hal yang
memungkinkan kita membuat tali simpul baik yang berkekuatan tiada
berhingga, sebagai THE DYNAMIC OF INNER STABILITY”
Maka, imbuh
Pak Damar, Terbuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencapai hal
itu, baik secara desentratif ataupun konsentratif, sambil menjaga
kesadaran bergelombang alpha rythmic, meningkatkan diri bertutut-turut
melalui pernyataan “LA HAULA WALA QUWWATA ILA BIL-LAH, INNA LIL-LAHI WA
INNA ILAIHI RAJI’UN, LA ILAHA ILAL-LAH”
Inilah sedikit kenangan
tentang sosok guru yang inspiratif. Pencari yang sampai sekarang tidak
terlupakan. Meskipun mungkin kami tidak bisa lagi bertemu di dunia,
semoga kelak di akhirat kami bisa bertemu lagi. (bersambung).
WONG ALUS
Bulu Perindu Sukma
Bulu Perindu Asli Kalimantan 082168589479 /2683F21E
Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun Wanita. Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Ciri - ciri keaslian
Jika di tetesi / dibasahi air dan di letakkan di atas lantai atau sehelai kertas, maka secara menakjub kan Bulu Perindu tersebut akan menggeliat - geliat laksana seekor cacing. Sepasang Bulu Perindu jika di dekatkan / dipertemukan ujung - ujungnya, secara ajaib akan berangsur - angsur saling mendekat dan melilit.
Testing Video Keaslian Bulu Perindu Sukma
mahar tingkat satu 300.000 sudah ongkos kirim
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita.
mahar tingkat Dua 550.000 ribu sudah ongkos kirim
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk
menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
"Bagi
Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah
asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris
usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"
|
Pembayaran dapat di lakukan ke salah satu rekening di bawah ini:
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
| |
| Bank BCA Kantor Cabang: KCU Bukit Barisan No. Rekening : 3831172434 Nama Pemilik : Hendro Susilo |
Bank Mandiri Kantor Cabang: KCP Medan Simpang pos No. Rekening : 105-00-1057268-7 Nama Pemilik : Hendro Susilo |
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no 082168589479 ( Hendro Susilo )
sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu.
bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA JNE,TIKI DAN POS
Code Resi Paket pengiriman anda dapat di lihat di " CEK STATUS PENGIRIMAN " di bawah ini
dengan cara memsukkan nomor barcode/resi pengiriman yang akan saya berikan kepada anda melalui email/sms
NB: untuk pemohon agar terlebih dahulu mengirimkan email atau sms ke alamat
dan jika ingin kontak langsung hub atau sms ke no 082168589479
TESTIMONI DARI BB
Bukti pengiriman JNE dan Pos Indonesia
MAHAR PELET MANTRA 550.000 |MAHAR PELET FOTO |850.000 | MAHAR PELET SEMAR MESEM | 550.000 | MAHAR PUTER GILING 1000.000 | TLP/SMS 082168589479 /2683F21E
: JNE TIKI POS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar