Kesurupan berasal dari kata “Surup” yang artinya sore hari menjelang
maghrib. Pada saat surup-surup inilah makhluk halus dengan mudah
memasuki dimensi fisis.
Orang Jawa dulu biasanya memberi nasehat
kepada anak-anaknya agar tidak keluar rumah menjelang mahgrib tiba.
Sebab pada saat itu, para hantu ke luar rumah untuk berjalan-jalan. Bila
mereka menemui anak-anak kecil, maka akibatnya anak tersebut akan
mengalami kesurupan. Nasehat dan anjuran para sepuh Jawa ini tidak ada
yang salah.
Setidaknya, ada aspek positifnya bila diterapkan pada
masa sekarang. Yaitu pada saat maghrib, anak-anak diajari untuk tertib.
Menghentikan aktivitas bermain dan kemudian diajarkan untuk ngaji,
sholat atau beribadah lain. Anak-anak diajari untuk menghargai waktu
sehingga mereka kelak akan memaknai waktu sebagai karunia Tuhan yang
harus diisi sebaik-baiknya.
Kedua, anak-anak diajari untuk
“waskita” atau memiliki kecerdasan kosmis untuk memandang segala sesuatu
secara holistik, ya aspek fisik ya aspek metafisiknya. Kelak bila
mereka sudah memasuki usia dewasa, akal mereka akan berpikir kenapa
orang tua melarang bermain di waktu surup. Pembelajaran kewaskitaan di
dunia pendidikan kini sudah tergerus oleh pemonorsatuan aspek
kognitif/akal saja. Sementara pembelajaran yang menekankan pada
optimalisasi aspek mental dan spiritual tercecer bahkan tidak lagi
mendapat prioritas.
Budaya, mitos dan spiritual sesungguhnya
adalah tiga aspek yang sangat penting untuk menyampaikan sebuah ajaran.
Di dunia pendidikan, budaya harus dikembangkan karena setiap individu
harus hidup di lingkungan sosial kemasyarakatan yang sudah ada tata
nilai dan keyakinan bersama. Mitos adalah sarana agar ajaran-ajaran
spiritual yang luhur tersebut tersampaikan dan mengendap di otak untuk
jangka waktu yang panjang. Dengan paradigma BUDAYA, MITOS, dan SPIRITUAL
inilah Kampus Wongalus ingin mengadakan perubahan pola pikir dan
mindset kita bersama.
Mitos ini bisa disamakan saat kita
mendongeng untuk anak-anak kita menjelang tidur. Dengan dongeng-dongeng,
anak akan mudah menerima nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Padahal, dongeng itu kadang tidak masuk akal. Ini tidak jadi soal. Sebab
kemanfaatan sebuah dongeng terletak bukan pada masuk akal atau tidak.
Namun pada nilai-nilai yang dibawanya. Kelak, bila sudah dewasa mereka
akan mudah memilah yang masuk akan dan tidak dengan sendirinya.
Fenomena
kesurupan yang banyak terjadi di sekolah-sekolah, hakikatnya adalah
pengingat pada pengambil kebijakan di dunia pendidikan agar tidak
menomorsatukan aspek kognitif saja. Kurikulum pendidikan yang terlalu
otak kiri sentris harus ditata kembali. Sehingga pengembangan otak
kanan/ aspek emosional dan batiniah yang akan memberi kekayaan ngelmu
kebijaksanaan kembali mendapatkan tempat. Apakah Bapak-bapak yang kini
jadi Menteri Pendidikan, Dirjen, Para Pejabat Eselon di Departemen
Pendidikan Nasional tidak ingat lagi ya… bahwa pendidikan itu obyeknya
jelas manusia dan manusia adalah makhluk yang memiliki dimensi cipta,
rasa dan karsa?…
Kesurupan adalah sebuah keadaan dimana makhluk
halus memasuki jasad fisik seseorang. Makhluk itu akan menguasai
pikiran, ucapan dan tindakannya sehingga orang akan hilang kesadarannya.
Mahluk yang halus itu ada di mana-mana dan dia siap untuk memasuki
tubuh siapa saja yang kesadarannya sedang “blank”.
Apa kesadaran
“blank” itu? Yaitu fase dimana gelombang otak seseorang memasuki fase
alfa teta. Anak-anak yang masih suka berkhayal paling mudah kena
kesurupan/kerasukan/kerauhan. Bila orang dewasa masih suka berkhayal
maka boleh jadi dia juga mudah kena kerasukan. Anak indigo yang
gelombang otaknya sangat rendah juga sering mengalami kesurupan. Ada apa
sesungguhnya di gelombang otak rendah ini kok kita mudah berhubungan
dengan makhluk halus? Sebab makhluk halus itu gelombang fisiknya juga
rendah dan tertangkap oleh kesadaran kita yang sedang memasuki alam yang
ada di gelombang rendah pula.
Ini berbeda dengan meditasi untuk
menurunkan gelombang otak hingga mencapai titik hening. Dalam meditasi,
diri sejati kita tetap akan menjaga agar tidak ada energi halus dari
luar diri yang akan masuk dan menguasai kesadaran kita. Bila orang
kesurupan berarti kesadarannya nol persen, maka kesadaran orang meditasi
adalah seratus persen. Ini sebab kenapa orang meditasi tidak pernah
kesurupan. Kecuali bila memang dikehendaki. Lho kok gitu? Ya, sebab ada
pula jenis meditasi yang memang menginginkan agar kesadarannya dimasuki
oleh makhluk halus. Jadi memang disengaja demikian.
Jenis
meditasi ini bisa kita temui pada teknik perdukunan yang menggunakan
teknik perewangan, yaitu seorang medium yang melakukan meditasi dan
kemudian mengalami “kesurupan” disengaja. Biasanya, orang-orang dewasa
memanfaatkan kesurupan disengaja ini untuk mencari nomor lotre, mencari
barang hilang, mencari penjahat (digunakan oleh aparat kepolisian) dan
lain-lain.
Sebelum hadirnya agama-agama di nusantara, kepercayaan
asli nenek moyang kita dulu ya seperti ini. Yaitu kepercayaan adanya
banyak yang adikodrati yang menguasai benda-benda, pohon, gunung,
bebatuan dan lain-lainnya. Kini mereka yang masih memiliki keyakinan
seperti ini dalam khasanah ilmu antropologi disebut dengan Shamanisme.
Keyakinan animisme, dinamisme dan shamanisme ini tidak bisa dipisahkan
secara tegas. Sebab, pada praktiknya hampir sama meskipun beda obyek
sesembahannya.
Untuk membuka jalur komunikasi yang adikodrati,
manusia memerlukan seseorang yang pandai untuk mengalami kesurupan yang
disengaja tadi. Oleh masyarakat, orang pandai (wong pinter/wong tuwo)
ini kemudian dijadikan pemimpin ritual. Dia dihormati, diajeni,
dituakan, ditakuti karena memiliki kelebihan dan dianggap sebagai utusan
dari dunia adikodrati. Ucapannya ditaati dan tindak tanduknya dijadikan
contoh kebaikan.
Untuk melalukan komunikasi dengan dunia
metafisis tadi, si wong pinter yang pemuka adat ini biasanya melalukan
ritual. Hakekatnya sama dengan para penganut agama dalam masyarakat
modern. Ritual itu adalah cara melakukan kontak (menghubungkan) antara
yang adikodrati dan manusia. Setidaknya ada syarat yang harus ada dalam
sebuah upacara ritual: doa/mantra, korban sesembahan,
harapan/permintaan.
Upacara ritual digunakan untuk memberikan
sebuah persembahan kepada yang supranatural dengan mantra-mantra khusus
untuk meminta mereka melakukan berbagai aktivitas. Jadi selain bermakna
filosofis, upacara ritual juga bermakna mistis. Misalnya penyembuhan,
mendatangkan keberuntungan, banyak rezeki, keselamatan dan sebagainya.
Sang dukun kemudian “kerasukan.” Bisa juga orang lain sebagai medium
yang bersedia badannya dimasuki para makhluk gaib itu. Upacara ritual
biasanya juga diadakan untuk membimbing arwah orang yang sudah meninggal
menuju alam barzakh/alam kelanggengan.
Terkait dengan teknik
kesurupan yang disengaja tadi, ada baiknya kita mengambil rujukan
tradisi shamanisme purba yang ada di banyak peradaban kumo. Kenapa?
Sebab itulah awal mula tradisi kesurupan yang disengaja.
Kata
“shaman” diambil dari bahasa Tungusik yang digunakan oleh suku bangsa
Tungusik di wilayah Siberia dan Asia Tengah. Istilah shaman sendiri
mulai dipakai secara luas oleh kalangan antropolog sejak diterbitkannya
karya Mircea Eliade yang berjudul “Shamanism; Archaic Techniques of
Ectasy” (Shamanisme; Teknik Kuno Mencapai Ekstasi). Eliade menyebut
shamanisme sebagai teknik ekstasi yang tidak serupa dengan bentuk ilmu
hitam, sihir atau bahkan pengalaman ekstasi keagamaan.
Shamanisme
telah berusia lebih dari 40 ribu tahun. Kata shaman disamakan dengan
“dukun”, “tabib”, “psychopomp”, mistik, dan puitis. Apa yang membedakan
shaman dengan para pemimpin spiritual jaman sekarang adalah kemampuannya
untuk melakukan teknik trance (kerasukan).
Pada saat tak
sadarkan diri, jiwa si dukun akan pergi dari tubuhnya dan menuju alam
lain dengan panduan arwah lain. Ia dapat melakukan penyembuhan dalam
banyak tingkatan; secara fisik, psikologi, dan spiritual. Dalam
konsepnya, jiwa seseorang dianggap sebagai tempat tinggal nafas
kehidupan dan raga. Setiap sakit fisik sudah pasti disebabkan sakitnya
jiwa. Penyakit pikiran menyebabkan penderitaan diri, kekacauan dan
ketidaksadaran diri.
Ada banyak sekali jumlah sembahan yang
diyakini masyarakat dulu seperti para dewa, roh-roh dan setan. Dewa
tertinggi menjadi raja para dewa yang menguasai alam lain di langit dan
gunung. Kepercayaan shamanisme juga meyakini makhluk halus/roh-roh yang
mendiami hutan, gua keramat, batu-batuan, rumah-rumah dan desa, juga
hantu-hantu orang yang meninggal secara tidak wajar. Roh-roh ini
dipercaya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi atau memberi
keberuntungan bagi manusia.
Maka, dalam keyakinan shamanisme,
kehidupan manusia ini banyak diikuti oleh cawe-cawe para mahkluk gaib
untuk membantu hidup manusia. Dan si dukun shaman dianggap orang orang
yang berpengaruh dan dijadikan tempat berkonsultasi untuk suatu
keperluan. Mulai sakit fisik hingga meramal nasib. Mulai awal tahun
1970-an, ritual-ritual khususnya di Jawa mulai ditinggalkan secara
bertahap. Masyarakat modern saat ini menganggap shamanisme hanya sebagai
takhayul dan meskipun dianggap takhayul, toh masih banyak yang
diam-diam menggunakan jasa para dukun untuk memenuhi kebutuhan dunia
mereka.
Untuk meminta petunjuk supranatural setidaknya kita
mengenal dua cara kesurupan yang disengaja. Yaitu dengan tari-tarian
atau gerakan ritmis tertentu sehingga kesadaran penarinya turun, kondisi
jiwa saking “asyiknya” dan kemudian memasuki fase “trance”. Pada pada
saat itu, sebenarnya sang penari akan mengalami kesakitan fisik dan
jiwa.
Pengalaman ini diyakini adalah upaya penerimaan dan
penyatuan secara penuh dengan arwah leluhur sehingga saat sadar nantinya
kesehatannya akan semakin baik. Jenis kedua, dukun yang mengalami
kerasukan mampu melakukan peramalan melalui tuntunan suara gaib dari dua
jenis makhluk. Yaitu dari bisikan mistis makhluk halus maupun dari ruh
orang-orang yang sudah meninggal.
BERBAHAYA
Hal utama yang
membahayakan terjadi saat proses kesurupan. Bila jiwa kita bersedia
untuk dijadikan medium makhluk halus maka jiwa akan mudah mengalami
penderitaan yang dicirikan dengan hilangnya nafsu makan, insomnia, serta
halusinasi visual dan pendengaran. Untuk menyembuhkan sakit ini
diperlukan ritual yang melibatkan dukun yang lain.
Proses
kesurupan juga terjadi pada seseorang yang terkena guna-guna atau
santet. Yang sering ditemui adalah korban tidak mau makan dan mengalami
penurunan kesehatan tubuh. Di jenis yang lain kadang-kadang diikuti
sakit psikis, kegoncangan mental. Tubuh mereka akan melemah dan
kejang-kejang dalam beberapa kasus diikuti buang air darah. Ia juga akan
mengalami sakit jiwa dan halusinasi dengan pikiran yang sangat lelah
karena mengalami kontak dengan alam gaib. Makhluk halus yang merasuki
korban bahkan dapat bertahan dalam waktu lama, rata-rata 8 tahun dan
bahkan puluhan tahun.
Dalam beberapa kasus, korban yang
berpenyakit jiwa ini menjadi sangat ekstrim, lari dari rumah dan
berkeliaran di mana-mana. Keluarga korban dan para tetangga pun
lama-lama jenuh untuk merawat. Bahkan mereka kadang tega untuk memasung
korban karena membahayakan akibat perilakunya yang cenderung agresif.
Para tetangga pun akhirnya menjauhi keluarga korban yang dianggap tidak
mampu merawat korban dengan baik.
Gejala ini tidak dapat
disembuhkan dengan pengobatan modern karena akan memperparah sakit
jiwanya. Sakit ini harus disembuhkan dengan mengadakan upacara gaib
untuk mengembalikan jiwa si korban yang telah keluar dari tubuh dan
berkelana entah kemana. Tragis memang…
Maka, bila kita sudah
memiliki “agama” sebagai “ageman” atau “pakaian” atau “jalan” yang
diyakini sudah lurus, maka alangkah idealnya bila kita juga melaksanakan
berbagai ritual di dalamnya. Memasuki dimensi batiniah agama
(tasawuf/sufistik), juga menyaratkan kita agar tetap eling dan waspada
lho.
Ada kalanya dogma yang dipahami secara keliru akan justeru
memasukkan kita dalam kondisi kesurupan. Ini biasa terjadi saat pedzikir
diperintahkan oleh sang guru dzikir yang dipercaya sebagai orang suci.
Dzikir yang tidak dituntun oleh akal budi hakikatnya juga sama dengan
praktik shamanisme. Inginnya mencapai kesadaran/kecerdasan spiritual dan
mendapatkan makrifat, namun yang terjadi malah kegilaan. Semoga kita
selalu awas, eling dan waspada dengan hal ini.
wongalus
Bulu Perindu Sukma
Bulu Perindu Asli Kalimantan 082168589479 /2683F21E
Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun Wanita. Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Ciri - ciri keaslian
Jika di tetesi / dibasahi air dan di letakkan di atas lantai atau sehelai kertas, maka secara menakjub kan Bulu Perindu tersebut akan menggeliat - geliat laksana seekor cacing. Sepasang Bulu Perindu jika di dekatkan / dipertemukan ujung - ujungnya, secara ajaib akan berangsur - angsur saling mendekat dan melilit.
Testing Video Keaslian Bulu Perindu Sukma
mahar tingkat satu 300.000 sudah ongkos kirim
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita.
mahar tingkat Dua 550.000 ribu sudah ongkos kirim
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk
menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
"Bagi
Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah
asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris
usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"
|
Pembayaran dapat di lakukan ke salah satu rekening di bawah ini:
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
| |
| Bank BCA Kantor Cabang: KCU Bukit Barisan No. Rekening : 3831172434 Nama Pemilik : Hendro Susilo |
Bank Mandiri Kantor Cabang: KCP Medan Simpang pos No. Rekening : 105-00-1057268-7 Nama Pemilik : Hendro Susilo |
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no 082168589479 ( Hendro Susilo )
sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu.
bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA JNE,TIKI DAN POS
Code Resi Paket pengiriman anda dapat di lihat di " CEK STATUS PENGIRIMAN " di bawah ini
dengan cara memsukkan nomor barcode/resi pengiriman yang akan saya berikan kepada anda melalui email/sms
NB: untuk pemohon agar terlebih dahulu mengirimkan email atau sms ke alamat
dan jika ingin kontak langsung hub atau sms ke no 082168589479
TESTIMONI DARI BB
Bukti pengiriman JNE dan Pos Indonesia
MAHAR PELET MANTRA 550.000 |MAHAR PELET FOTO |850.000 | MAHAR PELET SEMAR MESEM | 550.000 | MAHAR PUTER GILING 1000.000 | TLP/SMS 082168589479 /2683F21E
: JNE TIKI POS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar