Pergantian tahun tampaknya tidak bisa dihindari dan kita semua harus
mengalaminya, dikehendaki atau tidak. Waktu akan terus berkejaran
melintasi tahun, windu, abad, millenium, dan seterusnya… di dalamnya,
manusia seperti daun. Tumbuh hijau, menguning dan selanjutnya gugur
bersenyawa dengan tanah. Mungkin yang tersisa pada diri manusia hanya
nama. Dan yang mengenangnya pun hanya keluarga atau handai tolan dan
saatnya pun sangat terbatas: saat berziarah. Selanjutnya, yang tersisa
dari manusia biasanya hanya warisan sepetak tanah dan seonggok bangunan
untuk anaknya. Sisa selanjutnya dari manusia barangkali persoalan
seperti utang piutang yang harus ditanggung oleh generasi penerusnya.
Jarang yang meninggalkan amal kebaikan yang bisa langgeng dinikmati
orang banyak. Amal yang demikian, dalam agama didefinisikan sebagai amal
sholeh: ilmu yang manfaat, anak yang taat pada agama dan harta yang
diberikan di jalan-Nya.
Dalam sejarah dunia, orang yang hidupnya “biasa-biasa” saja tidak akan tercatat dalam buku dan dikenang banyak orang. Hanya orang “luar biasa” yang menghiasi sejarah dunia, apakah itu karena karya emasnya dengan temuan-temuan baru (seperti Thomas Alfa Edison, Wright Bersaudara, Louis Pasteur), dengan perbuatan nyatanya yang menjadikannya tokoh pejuang kemanusiaan (seperti Bunda Theresa), karena dia ditunjuk sebagai Utusan-Nya (seperti Muhammad SAW, Yesus, maupun Budha) karena dia memegang kekuasaan yang besar di sebuah wilayah yang berpengaruh (seperti Napoleon, Raja Firaun, Raja Brawijaya, atau Gus Dur yang baru saja dipanggil-Nya). Bahkan ada pula yang dikenang karena perbuatannya yang antagonis, jahat dan menjadi musuh kemanusiaan (seperti Hitler, Westerling maupun Idi Amin).
Bagi orang biasa seperti kita kebanyakan, tidak mungkin akan tercatat dalam tinta emas sejarah, ditulis dalam wikipedia (insiklopedia elektronik) pun terasa tidak mungkin. Kita barangkali hanya bisa mencatatkan diri di MURI dan itu pun jika dilakukan secara masal dan momennya tepat. Barangkali, hanya Limbad yang akan dikenang banyak orang karena aksi-aksi gilanya yang terus menerus dijadikan diliput oleh televisi. Bagi orang-orang yang tidak tertulis dan dikenang sejarah, kita tidak perlu berkecil hati. Untunglah kita punya tempat bersandar yang kuat dan ada jaminan yang pasti bahwa bila kita berperilaku benar dan baik maka selanjutnya kita akan diganjar dengan kebaikan pula di alam lain pasca kita meninggalkan tubuh kita. Kita bisa menghibur diri, bahwa terkenal atau tidak terkenal memang bukan orientasi hidup kita.
Apa artinya terkenal dan tercatat dalam sejarah apabila tidak mendatangkan keberkahan hidup sejati kita. Masih mending jadi orang tidak dikenal namun mampu mengaliri kebaikan, kemanfaatan dan kebenaran di setiap tempat yang kita singgahi. Bukankah dalam sebuah panggung sandiwara ada banyak peran yang tidak diketahui publik namun sangat menentukan hidup dan tidaknya pergelaran sandiwara. Yang terkenal biasanya cuma para artis dan aktor. Sementara pemodal, produser, penulis skenario, sutradara yang mana pertunjukan bisa digelar justeru tidak dikenal publik. Masing-masing memang harus menyadari fungsi dan perannya masing-masing agar pergelaran alam semesta ini terus hidup berkelanjutan dan lestari. Sukur-sukur bisa membuat pergelaran menjadi lebih menarik, kreatif dan hidup.
Selamat tahun baru 2010 dan Buat Gus Dur, mohon maaf mungkin kami tidak bisa menjadi seperti Anda yang telah berkarya begitu luar biasa dalam hidup di bumi yang sesaat ini. Namun yakinlah, titik-titik api semangat kami tidak akan kalah dengan semangatmu membangun bangsa ini agar menjadi bangsa yang bermartabat, luhur dan sejahtera. Untuk para pembaca, tetap semangat untuk menggapai keridhoan-Nya. Rahayu!
Dalam sejarah dunia, orang yang hidupnya “biasa-biasa” saja tidak akan tercatat dalam buku dan dikenang banyak orang. Hanya orang “luar biasa” yang menghiasi sejarah dunia, apakah itu karena karya emasnya dengan temuan-temuan baru (seperti Thomas Alfa Edison, Wright Bersaudara, Louis Pasteur), dengan perbuatan nyatanya yang menjadikannya tokoh pejuang kemanusiaan (seperti Bunda Theresa), karena dia ditunjuk sebagai Utusan-Nya (seperti Muhammad SAW, Yesus, maupun Budha) karena dia memegang kekuasaan yang besar di sebuah wilayah yang berpengaruh (seperti Napoleon, Raja Firaun, Raja Brawijaya, atau Gus Dur yang baru saja dipanggil-Nya). Bahkan ada pula yang dikenang karena perbuatannya yang antagonis, jahat dan menjadi musuh kemanusiaan (seperti Hitler, Westerling maupun Idi Amin).
Bagi orang biasa seperti kita kebanyakan, tidak mungkin akan tercatat dalam tinta emas sejarah, ditulis dalam wikipedia (insiklopedia elektronik) pun terasa tidak mungkin. Kita barangkali hanya bisa mencatatkan diri di MURI dan itu pun jika dilakukan secara masal dan momennya tepat. Barangkali, hanya Limbad yang akan dikenang banyak orang karena aksi-aksi gilanya yang terus menerus dijadikan diliput oleh televisi. Bagi orang-orang yang tidak tertulis dan dikenang sejarah, kita tidak perlu berkecil hati. Untunglah kita punya tempat bersandar yang kuat dan ada jaminan yang pasti bahwa bila kita berperilaku benar dan baik maka selanjutnya kita akan diganjar dengan kebaikan pula di alam lain pasca kita meninggalkan tubuh kita. Kita bisa menghibur diri, bahwa terkenal atau tidak terkenal memang bukan orientasi hidup kita.
Apa artinya terkenal dan tercatat dalam sejarah apabila tidak mendatangkan keberkahan hidup sejati kita. Masih mending jadi orang tidak dikenal namun mampu mengaliri kebaikan, kemanfaatan dan kebenaran di setiap tempat yang kita singgahi. Bukankah dalam sebuah panggung sandiwara ada banyak peran yang tidak diketahui publik namun sangat menentukan hidup dan tidaknya pergelaran sandiwara. Yang terkenal biasanya cuma para artis dan aktor. Sementara pemodal, produser, penulis skenario, sutradara yang mana pertunjukan bisa digelar justeru tidak dikenal publik. Masing-masing memang harus menyadari fungsi dan perannya masing-masing agar pergelaran alam semesta ini terus hidup berkelanjutan dan lestari. Sukur-sukur bisa membuat pergelaran menjadi lebih menarik, kreatif dan hidup.
Selamat tahun baru 2010 dan Buat Gus Dur, mohon maaf mungkin kami tidak bisa menjadi seperti Anda yang telah berkarya begitu luar biasa dalam hidup di bumi yang sesaat ini. Namun yakinlah, titik-titik api semangat kami tidak akan kalah dengan semangatmu membangun bangsa ini agar menjadi bangsa yang bermartabat, luhur dan sejahtera. Untuk para pembaca, tetap semangat untuk menggapai keridhoan-Nya. Rahayu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar